JAKARTA, Bintang Sekolah Indonesia – Rayakan hari guru bersama Sampoerna School System, para guru beserta pengejar diajak untuk lebih sadar akan kesehatan mental. Karena, kesehatan dan kesejahteraan mental para pengajar akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan bagi para anak didik.
Perayaan Hari Guru Nasional ini terlaksana pada Senin (28/11), di L’Avenue Jakarta. Bersama Sampoerna Schools System melalui Sampoerna Academy dan Sampoerna University memprakarsai kampanye “Guru adalah Manusia”. Dengan tujuan untuk merayakan esensi manusia dari guru tidak hanya sebagai seorang profesional tetapi juga sebagai makhluk utuh, secara pikiran, tubuh, jiwa, dan roh.
Baca Juga : Siswi Sampoerna Academy Raih Juara Global Chinese Writing Competition Awards 2022
Hari Guru Bersama Sampoerna School System
Profesi guru atau pengajar menjadi aspek penting dalam proses belajar mengajar, mengingat peran utama seorang pengajar tidak hanya mengajar namun membangun pemahaman serta memberikan arti dan nilai dalam membangun karakter siswa.
Wulan Septiandari, National Principal of Sampoerna Academy L’Avenue menjelaskan Isu kesehatan mental yang sudah menjadi konsentrasi utama Sampoerna Academy. Ia percaya guru yang sehat dan sejahtera akan menghasilkan proses belajar lebih maksimal.
“Proses belajar dan mengajar yang berbeda saat ini pra-pandemi telah ‘memaksa’ para guru harus lebih resilient dan ulet dalam menghadapi berbagai tantangan baru, seperti adaptif manfaatkan teknologi serta memperbanyak ide dan kreativitas dalam mengajar,” jelas Wulan dalam rilis yang diterima, Senin (28/09).
Kegiatan workshop hari guru bersama Sampoerna School System ini mengajak para guru dari berbagai sekolah di Jakarta dan sekitarnya untuk bersama mengikuti sesi “Manajemen Stres untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Guru” serta berpartisipasi dalam aktivitas kesehatan mental bersama Stress Management Specialist.
Bagia Arif Saputra, Stress Management Specialist mengungkapkan bahwa aspek kesehatan mental tentu sangat penting bagi seorang pengajar. Hal ini bisa terlihat dari tugas dan tanggung jawabnya yang besar seorang pengajar sehingga rentan akan stres.
“Oleh karena itu, penting bagi para pengajar untuk bisa mengelola stres pada dirinya sendiri. Misalnya dengan mengizinkan diri untuk beristirahat, melatih teknik mindfulness, serta menyadari pentingnya akan kesehatan mental yang mereka miliki,” jelas Bagia.
Di samping itu semua, Susilowaty, Lecturer & Faculty Member of Faculty of Education, Sampoerna University menyampaikan harapannya kepada para pengajar. Ia berharap melalui program ini akan semakin mendukung kesehatan dan kesejahteraan mental bagi seluruh pengajar.
“Kegiatan ini merupakan apresiasi kami terhadap para pengajar Indonesia yang telah berdedikasi tinggi dalam membangun generasi masa depan unggul. Sehingga lingkungan pendidikan sehat dan sejahtera akan selalu terwujud. Karena, kami percaya pendidikan berkualitas akan tercipta ketika lingkungan serta komunitas pendidikan memiliki kesehatan dan kesejahteraan, baik secara fisik maupun mental,” tutup Susilowaty.