Bintangsekolahindonesia.com – Fobia adalah gangguan kecemasan terhadap suatu objek, situasi, atau aktivitas tertentu. Gangguan ini menyebabkan penderitanya menghindari objek, situasi atau aktivitas yang memicu kecemasan dan kepanikan mereka. Menurut siloamhospital, fobia termasuk salah satu jenis anxiety disorder.
Berikut adalah jenis-jenis fobia yang umum terjadi:
1. Acrophobia
Acrophobia adalah ketakutan berlebihan terhadap ketinggian. Fobia ini bisa terjadi di tempat tinggi seperti jembatan, gedung bertingkat, atau pegunungan. Orang yang memiliki gangguan kecemasan ini dapat mengalami ketakutan hanya dengan membayangkannya.
2. Claustrophobia
Claustrophobia adalah ketakutan berlebihan terhadap ruangan yang sempit dan tertutup. Ruangan seperti lift, ruang kecil, gudang kecil bisa memicu kecemasan pada penderita fobia ini.
3. Aquaphobia
Aquaphobia merupakan ketakutan ekstrem terhadap air. Penderita fobia ini enggan mendekati air, baik itu di laut, kolam renang, bahkan di tingkat yang parah bisa cemas ketika mandi.
4. Trypophobia
Trypophobia adalah kondisi di mana seseorang merasa cemas berlebih ketika melihat pola berlubang. Contohnya, sarang lebah, rongga kayu, dan bunga lotus. Biasanya orang yang menderita fobia ini merasa jijik ketika melihat pola berlubang.
5. Coulrophobia
Coulrophobia adalah ketakutan intens ketika melihat badut baik secara langsung maupun tidak langsung. Badut di televisi, film, iklan, pesta ulang tahun, dan sirkus dapat memicu ketidaknyamanan hingga panik pada penderitanya.
6. Nyctophobia
Nyctophobia adalah katakutan berlebihan terhadap malam atau gelap. Tempat yang gelap, penerangan yang redup, dan malam hari merupakan hal yang paling dihindari oleh penderita fobia ini. Nyctophobia juga dikenal sebagai scotophobia atau selaphobia.
7. Megalophobia
Meglophobia merupakan kecemasan yang ekstrem dan tidak rasional terhadap objek-objek berukuran besar. Ini termasuk ketakutan terhadap benda-benda seperti jembatan besar, gedung pencakar langit, kapal besar, atau patung raksasa.
8. Hemophobia
Hemophobia merupakan kondisi di mana seseorang merasa takut yang berlebihan ketika melihat darah. Terlebih lagi, hal ini dapat membuat penderita fobia ini pingsan ketika berhadapan dengan darah.
9. Dentophobia
Dentophobia adalah salah satu fobia dimana seseorang memiliki ketakutan yang intens ketika melakukan perawatan gigi dan mengunjungi dokter gigi.
10. Thanatophobia
Thanatophobia termasuk ketakutan berlebihan terhadap kematian. Takut terhadap kematian diri sendiri maupun kematian orang lain.
11. Aviatophobia
Aviatophobia adalah ketakutan ekstrem untuk terbang menggunakan pesawat terbang atau penerbangan itu sendiri. Penderita ini menghindari hal-hal yang berhubungan dengan pesawat atau terbang.
12. Astraphobia
Astraphobia merupakan ketakutan yang tidak rasional terhadap petir dan guntur. Hanya mendengar suara petir dari jauh, bisa memicu ketakutan penderita fobia ini.
13. Mysophobia
Mysophobia diketahui sebagai kecemasan intens terhadap kuman, virus, bakteri, dan sesuatu yang tampaknya kotor. Fobia ini memengaruhi perilaku penderitanya, seperti enggan berjabat tangan karena takut terkena kuman. Penderita fobia ini juga akan menjauhkan diri dari benda-benda yang menurutnya kotor. Padahal, dimata orang lain benda tersebut umum disentuh orang lain dan bersih.
14. Thalassophobia
Thalassophobia adalah kondisi di mana seseorang merasa ketakutan yang ekstrem terhadap laut maupun samudera. Tidak hanya itu, seseorang juga merasa takut dengan kedalaman dan bahaya yang bisa saja terjadi di dalam laut atau samudera. Karena menurut penderita ini, hal itu sangat menyeramkan.
15. Fobia Sosial
Fobia Sosial atau Social anxiety disorder adalah kondisi mental yang ditandai oleh rasa takut terhadap situasi sosial dan penilaian orang lain. Penderita fobia ini akan merasa cemas berlebihan ketika berinteraksi dengan orang lain. Terutama ketika menjadi pusat perhatian.
Baca juga: Pentingnya Tidur Berkualitas untuk Kesehatan
Fobia dapat mengganggu kegiatan sehari-hari penderitanya walaupun tidak berbahaya. Fobia perlu ditangani dengan tepat oleh dokter sehingga tidak memengaruhi kualitas dan aktivitas kehidupan penderitanya.