Bintangsekolahindonesia.com – Darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit kronis paling umum yang sering kali tidak menunjukkan gejala, namun diam-diam bisa merusak organ tubuh penting seperti jantung, otak, ginjal, dan mata. Menurut WHO, hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di dunia. Oleh karena itu, mengenali penyebab darah tinggi menjadi langkah awal yang penting untuk pencegahan.
Namun sebelumnya, jika ingin tahu informasi tentang kesehatan dan farmasi bisa mengunjungi laman pafisalore.org.
Baca juga: Obat Herbal untuk Darah Tinggi, Solusi Alami yang Efektif dan Aman
Apa Itu Darah Tinggi?
Darah tinggi terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri meningkat secara abnormal. Tekanan darah dikategorikan tinggi apabila berada di angka 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini bisa berlangsung dalam jangka panjang dan seringkali tidak disadari hingga menimbulkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal.
Penyebab Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai
1. Pola Makan Tidak Sehat
Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu penyebab utama darah tinggi. Garam mengandung natrium yang dapat menahan cairan dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan gula juga memperparah kondisi ini. Konsumsi makanan cepat saji, gorengan, dan minuman manis sebaiknya dibatasi.
2. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurang bergerak menyebabkan metabolisme tubuh melambat dan berat badan meningkat. Kelebihan berat badan atau obesitas berhubungan langsung dengan peningkatan tekanan darah. Olahraga teratur seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang minimal 30 menit per hari sangat dianjurkan.
3. Keturunan atau Riwayat Keluarga
Faktor genetik juga berperan. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat hipertensi, risiko Anda untuk mengalami hal yang sama akan meningkat. Meskipun tidak bisa diubah, risiko ini tetap bisa ditekan melalui gaya hidup sehat.
4. Stres Berlebihan
Stres dapat meningkatkan tekanan darah sementara melalui pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Jika stres terjadi terus-menerus, maka tekanan darah tinggi bisa menjadi kronis. Penting untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi, olahraga, atau aktivitas menyenangkan.
5. Konsumsi Alkohol dan Merokok
Kebiasaan merokok mempersempit pembuluh darah dan merusak dinding arteri, sehingga tekanan darah meningkat. Begitu pula dengan alkohol, yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam jangka panjang.
6. Kurang Tidur
Kurang tidur berkepanjangan dapat memengaruhi hormon yang mengatur tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi.
7. Penyakit Penyerta (Komorbiditas)
Beberapa kondisi medis lain seperti diabetes, penyakit ginjal kronis, dan gangguan hormonal juga bisa menyebabkan darah tinggi. Karena itu, penderita penyakit kronis perlu memantau tekanan darah secara berkala.
Komplikasi Akibat Darah Tinggi Jika Tidak Ditangani
Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital, seperti:
- Jantung: gagal jantung, pembesaran jantung, serangan jantung
- Otak: stroke, demensia vaskular
- Ginjal: gagal ginjal
- Mata: retinopati hipertensi (kerusakan pembuluh darah di mata)
Kondisi ini sering disebut sebagai silent killer karena gejalanya tidak selalu tampak, namun dampaknya bisa fatal.
Cara Mencegah dan Mengontrol Darah Tinggi
Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Kurangi konsumsi garam, maksimal 1 sendok teh per hari.
- Perbanyak makan sayur dan buah, terutama yang kaya kalium seperti pisang, bayam, dan alpukat.
- Batasi konsumsi lemak jenuh dan hindari makanan olahan tinggi natrium.
- Rutin olahraga ringan, minimal 150 menit per minggu.
- Kelola stres, misalnya dengan yoga, meditasi, atau kegiatan sosial.
- Hindari rokok dan alkohol.
- Tidur cukup, sekitar 7–8 jam per malam.
- Cek tekanan darah secara berkala, terutama jika Anda berusia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti sakit kepala terus-menerus, detak jantung tidak teratur, pandangan kabur, atau mudah lelah, sebaiknya segera periksa tekanan darah Anda. Terlebih lagi jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Dokter dapat membantu menentukan penyebab darah tinggi yang Anda alami dan memberikan pengobatan serta saran gaya hidup yang sesuai.
Dalam dunia farmasi, pengelolaan darah tinggi juga didukung dengan berbagai jenis obat antihipertensi seperti ACE inhibitor, beta blocker, diuretik, dan kalsium channel blocker. Namun, obat hanya bekerja optimal jika disertai dengan perubahan gaya hidup yang konsisten.
Baca juga: Hati-Hati! Kebiasaan Minum Minuman Manis Bisa Mengancam Kesehatan Anda
Mengetahui penyebab darah tinggi merupakan langkah penting dalam mencegah dan mengendalikan penyakit ini sejak dini. Dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko, serta rutin memeriksa tekanan darah, Anda bisa menjaga kualitas hidup yang lebih baik dan mencegah komplikasi serius di masa depan.
Konsultasi dengan tenaga kesehatan dan apoteker juga sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan dan edukasi yang tepat terkait hipertensi.