Bintangsekolahindonesia.com – Kebiasaan mengonsumsi kopi, teh, minuman berenergi, atau bahkan cokelat telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kafein, senyawa stimulan alami yang terkandung di dalamnya, seringkali menjadi andalan untuk meningkatkan fokus, mengurangi rasa kantuk, hingga meningkatkan performa fisik. Namun, di balik manfaatnya yang terasa instan, kewaspadaan terhadap konsumsi kafein berlebihan menjadi hal yang krusial. Alih-alih memberikan energi, asupan kafein yang melampaui batas toleransi tubuh justru dapat memicu serangkaian masalah kesehatan yang serius.
Sebelumnya, jika ingin tahu informasi tentang kesehatan dan farmasi bisa mengunjungi laman pafikepkarimun.org.
Baca juga: “Healing” yang Beneran Sehat: Bukan Cuma Liburan, Tapi Juga Jaga Kesehatan Mental
Gangguan Tidur Mengintai Akibat Kafein
Berbagai penelitian terkini menunjukkan korelasi antara konsumsi kafein berlebihan dengan gangguan kesehatan. Salah satunya adalah gangguan tidur atau insomnia. Kafein bekerja dengan menghambat adenosine, neurotransmitter yang berperan dalam memicu rasa kantuk. Efek ini, jika berlangsung terlalu lama atau terlalu kuat akibat dosis kafein yang tinggi, dapat mengganggu siklus tidur alami tubuh, menyebabkan kesulitan tidur, kualitas tidur yang buruk, hingga terbangun terlalu dini.
Masalah Pencernaan dan Risiko Dehidrasi
Selain gangguan tidur, konsumsi kafein berlebihan juga dapat memicu masalah pada sistem pencernaan. Kafein dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang pada sebagian orang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, mulas, bahkan memperburuk gejala penyakit asam lambung (GERD). Efek diuretik kafein dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, berpotensi menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan tidak diimbangi dengan baik.
Ancaman bagi Kesehatan Jantung
Dampak lain yang perlu diwaspadai adalah gangguan pada sistem kardiovaskular. Kafein dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Meskipun efek ini bersifat sementara pada sebagian besar orang, konsumsi kafein dalam dosis tinggi, terutama pada individu yang sensitif atau memiliki riwayat penyakit jantung, dapat memicu palpitasi (jantung berdebar-debar), aritmia (gangguan irama jantung), hingga peningkatan risiko serangan jantung dalam jangka panjang.
Kenali Batas Aman Konsumsi Kafein
Lalu, bagaimana mengenali batas aman konsumsi kafein? Setiap individu memiliki toleransi yang berbeda terhadap kafein, dipengaruhi oleh faktor genetik, berat badan, dan kebiasaan konsumsi. Namun, beberapa gejala umum yang mengindikasikan konsumsi kafein berlebihan antara lain adalah rasa cemas berlebihan, gugup, tremor (gemetar), sakit kepala, pusing, dan iritabilitas.
Baca juga: Tubuh Memberi Tanda! Ini 7 Sinyal Diabetes yang Harus Kamu Ketahui
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia merekomendasikan agar konsumsi kafein untuk orang dewasa tidak melebihi 400 miligram per hari. Jumlah ini setara dengan kira-kira empat cangkir kopi atau sepuluh kaleng soda berukuran 350 ml.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih bijak dalam mengonsumsi kafein. Perhatikan asupan harian, dengarkan respons tubuh, dan konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan. Kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan kebiasaan mengonsumsi kafein secara wajar adalah salah satu langkah penting untuk menjaganya.